Rengasdengklok!

Well helloooooo, Dorkies! Welcome back to D.O.R.K!! Glad to know you guys are coming back to read another stories here! :D Yup, sesuai title, perjalanan kita kali ini adalah keeee... Rengasdengklok! Wooooho! Siapa sih yg gatau the historical places, Rengasdengklok? Well, ikutin perjalanan kita dulu yuk! ;D

Yuuuup yup, itu adalah video perjalanan kita di Rengasdengklok. I like to called it as a “Vlog” a.k.a Video Blog. Yang mana gue lagi seneng banget buat bikin lagi, lagi, dan lagi! :D Chill out buddy, gue masih bakal tetep nulis disini kok.. :”-) Anywayssss, maaf buat kelakuan random kita semua di video itu, terutama kelakuan Abang Autis…. That’s why I called him Abang “autis” ryt.. :”> INI PERTAMA KALINYA GUE BERNARASI DI VIDEO!!! WOOOH! Oke I know itu ga penting-_- Tapi serius, tadinya gue berfikiran bakal kaya jadi awkward banget gitu, tapi kali ini kayanya kemajuan besar kuping gue ga sakit dengerin suara sendiri...-_-
BY THE WAYYY, ada yg tau kenapa Rengasdengklok bisa disebut sebagai salah satu tempat yg bersejarah sekali? Well, kalo kalian nonton video diatas, pasti kalian udah tau kenapa. Yup, sedikit ngebahas lagi ajanihya tentang sejarah Rengasdengklok sendiri.. As we know, Rengasdengklok adalah tempat dirumuskannya Proklamasi oleh bapak Proklamator kita, Soekarno, beserta Bung Hatta. Meskipun cuma semalem aja mereka ditempat ini, tapi dari situlah dimulainya kemerdekaan Indonesia.  Menurut gue, “peristiwa” di Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945 lebih tepatnya, membalikan sejarah Indonesia 180derajat. Kenapa? Ya karna kalo peristiwa itu ga terjadi, Indonesia cuma memperoleh kemerdekaan yg emang udah disiapin sama Jepang dalam proses BPUPKI dan PPKI. Jadi seolah-olah Indonesia merdeka karena kebaikan dari Jepang, bukan karna hasil perjuangan Indonesia sendiri. I bet you guys must be wondering, “kenapa harus di Rengasdengklok?” well, keresidenan Jakarta terbagi menjadi dua batalyon PETA (Pembela Tanah Air), yaitu Batalyon I Jakarta dan Batalyon II Purwakarta. Pimpinan PETA pada kedua daerah tersebut merupakan aktivis organisasi, pemuda, dan mahasiswa. Batalyon I yg terletak di pusat pemerintahan, aktivitas mereka pasti diawasi ketat oleh Jepang, sedangkan pada Batalyon II di Purwakarta relatif lebih bebas. Rengasdengklok yg ga jauh dari Jakarta dan ga juga dipinggir jalan utama Jakarta-Cirebon dianggep daerah aman yg dukasai PETA. Tanggal 14 Agustus 1945, Sjahrir memberikan informasi kepada Hatta bahwa Jepang sudah menyerah. Menurut Sjahrir, pernyataan kemerdekaan jangan dilakukan oleh PPKI karena sekutu akan mencap Indonesia sebagai "buatan Jepang". Soekarno menolak mengumumkan sendirian pernyataan kemerdekaan dan mengatakan bahwa ia bersama Hatta akan pergi menemui pimpinan militer Jepang besok untuk mengecek tentang menyerahnya Jepang. Tanggal 15 Agustus 1945, Laksamana Maeda (kepala kantor penghubung Angkatan Laut Jepang) mengetahui berita tersebut yg memang disiarkan Sekutu, tetapi dia belum menerima instruksi dari Tokyo. Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo akhirnya meninggalkan kantor Maeda dengan harapan bahwa Jepang memang sudah menyerah. Hatta yg menganggap bahwa PPKI mewakili Indonesia dan memang bukan semata-mata buatan Jepang karena anggotanya yg berasal dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku. Serta yg dihasilkan oleh PPKI jelas tidak ada hubungannya dengan penjajah. Jam 21.30 pada tanggal yg sama, sekerumunan pemuda datang kerumah Soekarno dan menekan Soekarno agar mengumumkan kemerdekaan pada malam itu juga. Seorang pemuda yg bernama Wikana mengancam, "Apabila Bung Karno tidak mengumumkan kemerdekaan pada malam ini juga, besok akan terjadi pertumpahan darah." Soekarno yg naik darah mendengar ancaman tersebut langsung berjalan menuju pemuda itu dan kemudian berkata, "Ini leher saya, seretlah saya ke pojok itu, sudahilah nyawa saya malam ini juga, jangan menunggu sampai besok." sambil menunjuk kearah lehernya.. Keesokan harinya, karena tadi malam kemerdekaan belum juga diumumkan, nanti siang sebanyak 15.000 rakyat akan menyerbu kota Jakarta. Maka dari itu, Soekarno dan Hatta dibawa ketempat yg aman untuk memimpin pemerintahan dari sana. Sejak subuh mereka dibawa ke Rengasdengklok dan diistirahatkan di asrama PETA, baru kemudian menumpang dirumah Djiau Kie Siong. Siang harinya pada tanggal 16 Agustus 1945, ternyata tidak terjadi apa-apa di Jakarta. Baru sore harinya, Soekarno, Hatta serta Fatmawati dan juga Guntur, dijemput Soebardjo untuk pulang ke Jakarta. Hatta meminta Soebardjo mengontak para anggota PPKI untuk mengadakan rapat di hotel des Indes. Tapi karna udah jam 22.00, hotelnya udah tutup. Kemudian Soebardjo menelfon Maeda yg ternyata bersedia rumahnya dijadikan tempat rapat. Meskipun begitu, rapat penyusunan teks proklamasi itu ga dicampuri sama sekali oleh orang asing. Akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945, tepatnya pukul 10.28, proklamasi kemerdekaan diumumkan di Pengangsaan Timur 56..
Jadi Peristiwa Rengasdenglok sendiri membalikkan sejarah Nasional kita. Kenapa? Karena dengan begitu proklamasi kemerdekaan Indonesia bukanlah hadiah atau menurut prosedur yg diatur Jepang. Hatta kemudian mengakui peran dan jasa pemuda dalam proklamasi kemerdekaan. Beside, Rengasdengklok dalam berbagai sumber memiliki sejarah yg istimewa. Selain karna sehari sebelum proklamasi, pada tanggal  yg sama, 16 Agustus 1945, di kota kecil ini terjadi dua peristiwa penting.. Peristiwa yg pertama adalah keberadaan Bung Karno dan Bung Hatta, serta Ibu Fatmawati dan juga Guntur, yg dibawa oleh para pemuda dan PETA. Dan peristiwa yg kedua adalah peristiwa perebutan kekuasaan yg dilakukan masyarakat setempat. Meskipun begitu, perebutan kekuasaan di Rengasdengklok ini berlangsung damai yg ditandai dengan penurunan bendera Jepang yg kemudian digantikan dengan penaikan Sang Saka Merah Putih dan disertai dengan pernyataan "Merdeka" oleh camat setempat. Meskipun di kota kecil ini memang tidak terjadi penyusunan naskah proklamasi, tetapi sebelum meninggalkan Rengasdengklok, kedua pemimpin Bangsa Indonesia tersebut akhirnya bersedia memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia pada keesokan harinya... Jadi ya intinya sih meskipun peristiwa sejarah hanya terjadi sehari di Rengasdengklok, tapi tetep aja kan tempat ini menjadi tempat dimana Bung Karno dan Bung Hatta akhirnya menyetujui untuk merumuskan Proklamasi secepatnya.
Satu hal yg masih gue sesalin sampe sekarang adalah...... kita ga sempet ke Tugu Kebulatan Tekad. Why? Karna pagernya dikunci!!! Jadi kita pergi pas hari Jum'at, dan kebetulan juga itu pas orang-orang lagi Jum'atan. Gue fikir itu cuma tugu dan buat apa pake dipagerin dan bahkan dikunci segala??! I hate my life-_- Jadi cuma bisa ngambil gambarnya dari luar.....itupun juga gagal-___- Jadi gue saranin sih ya kalo mau kesini jangan pas hari Jum'at dan jangan pas orang-orang Jum'atan! (you don't say-_-). Dan juga maaf buat fotonya yg sedikit, I forgot to bring Nexxy with me, so yea, I just recorded it with another cams. Anyways, terimakasih Ibu Negara buat fotonya! Yup, ini diambil dari hpnya, makanya kualitasnya ga terlalu bagus... efek pencahayaan juga kaliya. :")
Beside, terimakasih sudah mampir di postan kali ini! Semoga bermanfaat yaa. <3 InshaAllah talk to you guys again on next post! May Allah always bless us, and have a nice day Dorkies! xx
yay for new sign! :p

No comments:

Post a Comment