JATIM Trip: Surabaya

Surabaya, kota yang dikenal dengan Kota Pahlawan ini menjadi salah satu destinasi gue buat ngabisin masa liburan dengan Ayah dan Bunda. Ada yang udah pernah ke Surabaya? Atau emang tinggal di Surabaya? Well, all I could say is, Surabaya lebih panas ya ternyata daripada Bekasi.. :")

Buat kalian yang (mungkin) nggak tau; Surabaya adalah ibu kota Jawa Timur, dan menjadi kota terbesar kedua setelah Jakarta. Kota Pahlawan yang menjadi nama sebutannya ini sangat diperhitungkan nilai sejarahnya karena perjuangan Arek-Arek Suroboyo (Pemuda-Pemdua Surabaya) untuk mempertahankan bangsa Indonesia dari penjajah.

Nama Surabaya sendiri berasal dari cerita mitos pertempuran antar Sura/Suro (Ikan Hiu) dan Baya/Boyo (Buaya) yang akhirnya membentuk nama Surabaya.


Karena namanya "Kota Pahlawan", jelas dong kalo disini banyak monumen-monumen yang selalu mengingatkan kita tentang sejarah kota Surabaya ini. Apa aja sih monumen yang ada disini?

1. Monumen Kapal Selam atau biasa disingkat dengan Monkasel.
Monumen ini berada di Jalan Pemuda, tepatnya di sebelah Plasa Surabaya.


Monumen ini merupakan kapal selam KRI Pasopati 410, salah satu armada Angkatan Laut Republik Indonesia buatan Uni Soviet tahun 1952. Kapal selam ini pernah dilibatkan dalam Pertempuran Laut Aru untuk membebaskan Irian Barat dari pendudukan Belanda. Kapal Selam ini kemudian dibawa ke darat dan dijadikan monumen untuk memperingati keberanian pahlawan Indonesia.


Pasti pada bingung kan gimana caranya Kapal Selam segede ini bisa ditempatkan ditempat-nya yang sekarang ini? Well, menurut guide-nya, Kapal Selam ini dipotong menjadi beberapa bagian, kemudian diangkut ke darat, lalu dirangkai dan disambung kembali menjadi Kapal Selam yang utuh..


2. Monumen Tugu Pahlawan.
Monumen ini berada di tengah-tengah kota di Jalan Pahlawan Surabaya, dekat Kantor Gubernur Jawa Timur.


Tugu Pahlawan ini adalah sebuah monumen yang dibangun untuk memperingati peristiwa pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, dimana Arek-Arek Suroboyo menurunkan bendera Belanda dan membunuh pemimpin Belanda yang bernama Jenderal Mallaby. Pertempuran ini juga menjadi bagian penting dari sejarah berdirinya bangsa Indonesia.


Selain tugu pahlawan, di area ini juga terdapat patung dan bangunan lain yang menggambarkan perjuangan bangsa Indonesia, khususnya buat mengenang pertempuran pada tanggal 10 November 1945 tersebut.


Di sisi lainnya, terdapat patung mantan presiden Indonesia, Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Mohammad Hatta ketika sedang membaca proklamasi kemerdekaan. Dan diantaranya terdapat pilar-pilar tinggi yang menyerupai reruntuhan suatu bangunan, pada pilar-pilar tersebut juga terdapat tulisan-tulisan pembangkit semangat kemerdekaan yang menyerupai coretan-coretan. Bentuk unik dari pilar ini sih yang katanya menjadi tempat favorit buat berfoto. ;D


Ohya, kalian ngga akan dipungut biaya kok buat masuk ke kawasan ini, kecuali kalo kalian mau masuk Museum 10 November yang juga terletak di wilayah ini.

Kebetulah gue ngga sampe masuk ke Museum-nya dikarenakan udah tutup. :") Jadi buat kalian yang mungkin pengen masuk ke Museum-nya, bisa spare waktu dari jam 8.00 - 14.30, atau kalo kalian kesini hari minggu jam buka-nya hanya sampai jam 13.00. Buat harga tiket masuknya sendiri hanya dikenakan biaya Rp. 2.000,-/orang, harga sama untuk dewasa dan anak-anak.


3. Patung Sura dan Baya (/Suro dan Boyo).
Patung ini berlokasi di depan Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya.


Monumen ini berupa sebuah patung yang merupakan lambang Kota Surabaya, Seperti yang udah gue bilang di awal post, asal nama Kota Surabaya ini berasal dari kata Sura (Ikan Hiu) dan Baya (Buaya).

Kenapa begitu? Dikatakan bahwa kedua binatang tersebut (Ikan Hiu sebagai penguasa lautan dan Buaya sebagai penguasa sungai) berkelahi untuk merebutkan wilayah kekuasaan, yang pada akhirnya kedua hewan air itu sama-sama gugur. Hal itu membuat banyak saran yang menyatakan bahwa nama Surabaya muncul setelah perkelahian itu.

Untuk mengatasi saran masyarakat tersebut, Walikota Surabaya, Soeparno ((pada masanya). Dan juga berdasarkan kesepakatan dari sejarahwan yang dibentuk oleh Gubernur Surabaya), membuat surat keputusan bahwa tanggal 31 Mei 1293 ditetapkan sebagai HUT Surabaya. Surabaya ini juga memiliki arti lain sebagai "Sura ing Baya" yang berarti "keberanian untuk menghadapi bahaya".


Dan masih banyak-banyak-banyak lagi sebenernya monumen-monumen dan hal lain yang bisa kita liat dan lakuin di Surabaya ini.

Sayang aja gue ngga nginep di Surabaya karena mau langsung cuss ke Bromo (catch up the stories on the next post! :p).

Kebetulan Ayah kepengen banget coba ngelewatin jembatan Suramadu (Surabaya-Madura). Yup, rugi banget sebenernya kan kalo udah jauh-jauh ke Surabaya tapi ngga ngelewatin jembatan yang super panjang itu.


Sayang banget kalo udah sampe Madura tapi langsung muter balik lagi ke Surabaya; akhirnya kita mutusin buat nyempetin makan bebek yang (katanya) terkenal disana.

Kita makan di Bebek Sinjay (Jl. Raya Ketengan no. 45 Bangkalan - Madura). Jangan harap ada mas-mas yang dateng ke meja terus ngasih menu dan nyatetin pesenan kita, disini semuanya self-service. Jadi kalo udah nyampe tempatnya nih kita kaya harus bagi tugas gitu, yang satu nyari tempat duduk, yang satu mesen makanan langsung di kasir. Setelah mesen dan langsung bayar, nanti kita dikasih nota gitu terus kita kasih ke mas-mas yang menyajikan makanannya.

Disini juga pake metode ready-to-eat, jadi ngga pake nunggu buat dimasak lagi, tinggal disajiin aja dan ta-daa! Makanan-pun siap disantap. Tapi ya emang harus sabar-sabar ajasih yaa, apalagi kalo kalian ke tempat ini pas jam makan siang, beeeeuh, udah dapet tempat duduk aja udah sukur banget. Waktu kemaren gue ke tempat ini sih antrian buat ngambil makanannya lumayan rame juga, mas-masnya juga kerja sambil ngobrol gitu, jadi yaa rumpi deh, cyin. -_-

Lamanya waktu buat menunggu dan mengantri kebayar lah sama rasanya. Bebeknya empuk, asinnya pas, tulangnya kriuk-kriuk, ditambah dengan makannya pake nasi hangat dan sambal Pencit yang super-dooper pedes banget, sampe bisa bikin bibir jontor deh kayanya. -_- Tapi serius, gue sih nyari aman aja itu sambelnya cuma gue sentuh seperempat-nya, karna makan dikit gitu aja kerasanya sampe bebek sama nasinya udah abis. Jadi yaa hati-hati aja buat kalian yang ngga kuat pedes, dan wajib banget nyobain sambel ini buat kalian para pecinta pedes.


Overall sih menurut gue Surabaya hampir-hampir mirip lah sama Bekasi (hahahaha), cuma bedanya Surabaya lebih banyak monumen-monumen-nya dan lebih... apaya, bersejarah lah gitu hihihi. Kalo buat kondisi cuacanya sih ya 11-12 lah sama Bekasi, cuma bedanya sih ya Surabaya lebih panas kira-kira 10derajat lah (apa gue yang lebay gitu gataudeh). Ya intinya mah beda sih ya-_- //plak!//

Anyways, kalo mau liat keseruan kita dan perjalanan lebih lengkapnya bisa langsung aja mampir ke youtube.com/zitvs atau klik link disamping ini -> Zivlogs: Surabaya.


Talk to you later on the next posts, Dorkies!♥



Related Posts :
JATIM Trip: Surabaya
JATIM Trip: Bromo
JATIM Trip: Blitar
JATIM Trip: Batu Secret Zoo & Museum Satwa
JATIM Trip: Museum Angkut
JATIM Trip: Selecta & Coban Rondo