Perihal Diskusi Dalam Sujud DenganMu, Tentang Wanitaku.

"Malam ini kudengarkan sabda malam kepada hati, diremuk gelap memecah sunyi. Perih memang, tapi lewat malam ini, sujudku padaMu, pencipta semesta alam..

Sudah hampir dua minggu detak kehidupan ini memecah logika, dan Kau-pun tau, Tuhan, dua minggu ini lebih sering kita bercengkrama, memperihalkan ciptaanMu yang bengal itu. CiptaanMu yang angkuh itu. CiptaanMu yang selalu kubanggakan didepanMu. Iya, aku sudah kepalang jatuh hati padanya.

Aku menyebutnya bengal, Kau tentu saja tau karena Kau yang memberinya sifat itu. Tapi dalam kebengalannya, aku dan Kau-pun pasti tau, dia rapuh tanpa genggam tangan yang selalu memegang erat untuknya melewati malam. Dan keajaibanMu-pun terjadi setelahnya. Sunyi setelah dia terlelap, meninggalkan rekam jejak wajah yang (dulu) ku harap terwariskan digaris kerut anakku nanti.

Aku rindu dia, Tuhan..

Aku menyebutnya angkuh, Kau tentu tau, dan Kau tentu senang melihatku naik pitam kepadanya. "Itu bumbu dan pelajaran untukmu." Katanya padaku. Aku tersenyum mendengarnya.

Angkuhmu itu lucu duhai bunga hidupku, angkuhmu itu terlalu lucu untuk kulupakan. Bahkan hingga pertemuan terakhir, angkuhmu itu menular kepadaku, membuatku membatu saat dirimu tertidur dipangkuanku. Angkuhmu itu membuatku tidak lagi jujur saat dirimu ada dan jelas-jelas dipelukku, sekedar berbisik "aku jelas cinta kamu"-pun aku tak berani. Angkuhmu itu lucu wanitaku.

Aku rindu dia, Tuhan..

Aku membanggakannya didepanMu, tentu saja, mungkin Engkau sudah bosan mendengarnya, dan mungkin muak dengan itu. Tapi Kau tau, memang itu yang kurasa. Bangga terhadap keteguhan hatinya, bangga akan setiap geraknya, bahkan bangga ketika dia menentang semua kodrat dan norma yang ada, disaat diriku sendiri belum tentu berani melakukannya.

Ah Tuhan, ini dia wanitaku!

Wanita yang berkali-kali melebur hatiku tanpa dia tau, dan tetap saja diri ini memantapkan hati memaafkannya. Lagipula, lelaki mana yang tidak memaafkan semua indah ciptaanMu itu?

Aku rindu wanitaku..

Kita pastinya pernah merangkai kata menjadi mimpi yang kelak kita capai dan laksanakan bersama, ingat kah? Banyak hari yang kita habiskan hanya untuk bermimpi bersama. Banyak kata yang kita tumpuk hanya untuk membayangkan masa depan bagaimana. Dan yang paling kuingat ketika itu adalah binar matamu, yakin dan bahagia.

Aku rindu itu, wanitaku..

Aku selalu ingat hal menyenangkan darimu, bahkan sifat burukmu terasa menderu hati untuk mengingatnya dan mengubahnya menjadi hal yang menyenangkan. Aku selalu ingat.

Aku pernah berjanji akan membahagiakanmu, dan aku terus melaksanakan janji itu. Jadi (menurutku), lebur hati ini melihatmu terkulai lelah dalam pelukku dihari terakhir kita bertemu, remuk.

Malam ini kudengarkan sabda malam kepada hati, diremuk gelap memecah sunyi. Sekali lagi, tenggelamku dalam diskusi kita, tentu dengan derai air mata. Malam ini kuminta Kau memperpanjang setiap kata dalam doaku kepadanya..

Tolong Kau jahili dia malam ini dengan memberinya mimpi tentang kenangan kami berdua. Tolong Kau sentil dia dengan setiap kata rindu yang kutitipkan kepadaMu. Tolong Kau jaga dia, Tuhan, beri yang terbaik dalam hidupnya. Lagi dan lagi kumeminta ini.

Aku (selalu) rindu dia, Tuhan.."



Originally posted by: Anonymous

No comments:

Post a Comment