Gerakan 30 September (G30S PKI)

Buat kalian para warga negara Indonesia, siapa sih yg gatau tentang sejarah di Tanah Air kita ini? Terutama buat peristiwa yg menurut gue pribadi adalah peristiwa yg paling tragis dari semua peristiwa yg pernah terjadi di Indonesia. Masih inget sama pelajaran sejarah di SD, SMP atau SMA? Well, pasti sekali duakali pernah kan sedikit belajar tentang G30SPKI atau biasa juga disebut dengan Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh) dan Gestok (Gerakan Satu Oktober).

Okey sedikit menceritakan kembali sejarah ajanihya.. G30S ini adalah peristiwa yg terjadi pas malem 30 September sampe di awal 1 Oktober, dimana 7 perwira tinggi militer Indonesia dan beberapa orang lainnya dibunuh dalam usaha percobaan kudeta yg setelahnya dituduhkan pada Partai Komunis Indonesia a.k.a PKI. Latar belakang dari PKI sendiri ini merupakan Partai terbesar di Indonesia pasca pemilu tahun 1955, dan juga menjadi Partai Komunis terbesar ketiga di dunia, setelah Tiongkok dan Uni Soviet. Sampe tahun 1965 anggotanya berjumlah sekitar 3,5juta, ditambah 3juta dari gerakan pemudanya, 3,5juta pergerakan serikat buruh, 9juta anggota Baris Tani Indonesia, termasuk Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia), Organisasi Penulis, dan Pergerakan sarjananya. Sekiranya PKI punya lebih dari 20juta anggota dan pendukung.
Pada 1959, Soekarno menjalankan sistem Demokrasi Terpimpin. Demokrasi Terpimpin ini disebut juga Demokrasi Terkelola, istilah buat pemerintahan demokrasi dengan peningkatan Otokrasi (bentuk pemerintahan yang kekuasaan politiknya dipegang oleh satu orang.) Paham demokrasi ini berdasarkan paham kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan (Pancasila sila 4). Paham ini berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong antara semua kekuatan nasional yang revolusioner dengan prinsip Nasakom (nasionalisme, agama, dan komunisme). Jelas sistem ini disambut hangat oleh PKI yg beranggapan bahwa Sukarno menjalankan sistem Demokrasi Terpimpin karna dia mempunyai wewenang buat persekutuan Nasakom. Pada era Demokrasi Terpimpin ini kolaborasi antara pemimpin PKI menekan gerakan-gerakan independen kaum buruh dan petani karna gagal memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak. Pendapatan ekspor menurun, foreign reserves menurun, inflasi terus menaik dan hasilnya korupsi birokrat dan militer menjadi wabah. Pada kunjungan Menlu Subandrio (politikus Indonesia yang sangat berpengaruh pada masa pemerintahan Presiden Soekarno) ke Tiongkok, Perdana Menteri Zhou Enlai menjanjikan 100.000 pucuk senjata jenis chung, penawaran ini gratis tanpa syarat dan kemudian dilaporkan ke Bung Karno. Pada awal tahun 1965, PKI yg mempunyai ide tentang Angkatan Kelima (unsur pertahanan keamanan Republik Indonesia yg diambil dari kalangan buruh dan petani yang dipersenjatai) menyarankan hal ini kepada Bung Karno akibat dari tawaran Perdana Mentri RRC. Tapi petinggi Angkatan Darat ga setuju dan hal ini lebih menimbulkan rasa curiga-mencurigai antara militer dan PKI. Dari tahun 1963, kepemimpinan PKI makin lama makin berusaha buat memprovokasi bentrokan-bentrokan antara aktivis massanya dan polisi dan militer. Pemimpin-pemimpin PKI juga mempengaruhi polisi dan tentara dengan slogan "kepentingan bersama" polisi dan "rakyat". Di akhir 1964 dan permulaan 1965 ribuan petani bergerak merampas tanah yang bukan hak mereka atas hasutan PKI. Bentrokan-bentrokan besar terjadi antara mereka dan polisi dan para pemilik tanah. Bentrokan-bentrokan tersebut dipicu oleh propaganda PKI yg menyatakan bahwa petani berhak atas setiap tanah, ga peduli tanah siapapun (milik negara = milik bersama). D.N Aidit, pemimpin senior PKI, memberikan ceramah kepada siswa-siswa sekolah angkatan bersenjata dimana dia berbicara tentang "perasaan kebersamaan dan persatuan yang bertambah kuat setiap hari antara tentara Republik Indonesia dan unsur-unsur masyarakat Indonesia, termasuk para komunis". Aidit menyatakan dalam laporan ke Komite Sentral PKI bahwa "NASAKOMisasi" angkatan bersenjata dapat dicapai dan mereka akan bekerjasama untuk menciptakan "angkatan kelima". Kepemimpinan PKI tetap berusaha menekan aspirasi revolusioner kaum buruh di Indonesia. Di bulan Mei 1965, Politbiro PKI masih mendorong ilusi bahwa aparatus militer dan negara sedang diubah untuk mengecilkan aspek anti-rakyat dalam alat-alat negara. Dari tahun 1964 sampe menjelang meletusnya G30S, beredar juga isu sakit parahnya Bung Karno. Hal ini meningkatkan kasak-kusuk dan isu perebutan kekuasaan kalo aja Bung Karno meninggal dunia. Tapi menurut Subandrio, Aidit tau bgt kalo Bung Karno cuma sakit ringan aja, jadi hal ini bukan merupakan alesan PKI buat ngelakuin tindakan tersebut. Banyak sebenernya yg jadi faktor terjadinya G30S ini; mulai dari faktor ekonomi yg jadi salah satu sebab kemarahan rakyat atas pembunuhan keenam jenderal tersebut, yang berakibat juga adanya serangan balik terhadap PKI. Ada juga faktor Malaysia; okey sedikit cerita tentang faktor Malaysia ini karna menurut gue ini cerita yg seru. Jadi sejak demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur, dimana para demonstrannya nyerbu gedung KBRI, terus ngerobek-robek foto Soekarno, dan membawa lambang negara Garuda Pancasila ke hadapan Tunku Abdul Rahman yg menjadi Perdana Mentri Malaysia pas itu, dan memaksanya buat nginjek lambang Garuda. Amarah Soekarno terhadap Malaysia pun meledak sejak itu. Soekarno yg murka karna hal itu mengutuk tindakan Tunku yg udah nginjek-injek lambang negara Indonesia dan pengen ngelakuin bales dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenal dengan sebutan "Ganyang Malaysia". Perintah Soekarno kepada Angkatan Darat buat nge-Ganyang Malaysia ditanggapi dengan dingin oleh para jenderal pada saat itu. Di satu pihak Letjen Ahmad Yani ga pengen ngelawan Malaysia yang dibantu sama Inggris dengan anggapan bahwa tentara Indonesia pas itu ga memadai buat peperangan dengan skala tersebut. Sedangkan di pihak lain Kepala Staf TNI Angkatan Darat, A.H. Nasution, setuju dengan usulan Soekarno karena dia juga ngehawatirin isu Malaysia ini bakalan ditunggangi oleh PKI buat memperkuat posisinya di percaturan politik di Indonesia. Posisi Angkatan Darat pas itu sebenernya jadi serba salah karna di satu pihak mereka ga yakin bisa ngalahin Inggris, dan di lain pihak mereka bakalan ngadepin Soekarno yg ngamuk kalo mereka ga ikut perang. Soekarno yg akhirnya tau kalo tentara Indonesia ga ngedukung dia, ngerasa kecewa dan berbalik mencari dukungan dari PKI buat ngelampiasin amarahnya sama Malaysia. Soekarno, seperti yg ditulis di otobiografinya, mengakui kalo dia adalah orang yg punya harga diri sangat tinggi, dan ga ada yg bisa dilakuin buat ngubah keinginannya meng-ganyang Malaysia. Di pihak PKI, mereka menjadi pendukung terbesar gerakan "Ganyang Malaysia" yg mereka anggep sebagai antek Inggris, antek nekolim (Singkatan dari Neo-Kolonialisme dan Neo-Imperialisme). PKI juga manfaatin kesempatan itu buat keuntungan mereka sendiri, jadi motif PKI buat ngedukung kebijakan Soekarno ga sepenuhnya idealis. Pada saat PKI memperoleh angin segar, justru para penentangnyalah yg menghadapi keadaan buruk; mereka ngeliat posisi PKI yg semakin kuat sebagai suatu ancaman, ditambah hubungan internasional PKI dengan Partai Komunis sedunia. Soekarno juga mengetahui hal ini, tapi dia memutuskan buat mendiamkannya karena dia masih pengen minjem kekuatan PKI buat konfrontasi yg sedang berlangsung karena posisi Indonesia yang melemah di lingkungan internasional sejak keluarnya Indonesia dari PBB (20 Januari 1965). Dari pihak Angkatan Darat, perpecahan internal yang terjadi mulai mencuat ketika banyak tentara yg kebanyakan dari Divisi Diponegoro kesel dan juga kecewa sama sikap petinggi Angkatan Darat yg takut sama Malaysia. Berperang cuma dengan setengah hati, dan berkhianat terhadap misi yg diberikan Soekarno. Mereka memutuskan buat berhubungan dengan orang-orang dari PKI buat ngebersihin tubuh Angkatan Darat dari para jenderal ini. Soekarno juga pernah bilang, "Kamu bisa menjadi teman atau musuh saya. Itu terserah kamu. ...Untukku, Malaysia itu musuh nomor satu. Suatu saat saya akan membereskan PKI, tetapi tidak sekarang." *big applause to these phenomenal man* . Salah satu faktor lainnya juga ada faktor Amerika Serikat (why Murrica-_-), menurut kalangan korban dari insiden ini menyebutkan bahwa Amerika menjadi aktor di balik layar, dan setelah dekrit Supersemar, Amerika memberikan daftar nama-nama anggota PKI kepada militer untuk dibunuh. Tapi sampe sekarang kedua pandangan itu ga punya banyak bukti-bukti fisik. Dan banyak juga isu-isu yg beredar semasa peristiwa ini. Mulai dari isu sakitnya Soekarno, isu adanya Dewan Jenderal yg mengungkapkan adanya beberapa petinggi Angkatan Darat yg ga puas terhadap Soekarno dan berniat buat menggulingkannya. Ada juga isu tentang Dokumen Gilchrist yg namanya diambil dari nama duta besar Inggris untuk Indonesia, Andrew Gilchrist. Isu ini beredar hampir bersamaan waktunya dengan isu Dewan Jenderal. Ada juga isu tentang keterlibatan Soeharto. Meskipun sampe sekarang ga ada bukti peran aktif Soeharto dalam aksi penculikan keenam jendral, tapi satu-satunya bukti yg bisa dikonfirmasi adalah pertemuan Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Pangkostrad dengan Kolonel Abdul Latief. Banyak penelitian ilmiah yg udah ngepublikasiin tentang keterlibatan Soeharto dan CIA. Hal ini yg diyakini ngebuat Soeharto jadi pihak yg paling diuntungkan dari peristiwa G30S ini. Resolusi Dewan Jendral memang ada. Dewan Jendral sendiri adalah nama yang ditujukan untuk beberapa Jenderal yang diduga akan melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno. Beberapa orang Jendral pada saat itu sedang merencanakan untuk menggulingkan kekuasaan Soekarno dan mengambil alih kekuasaan. Disisi lain, Soeharto mengetahui tentang adanya resolusi Dewan Jendral dan mengetahui bahwa PKI akan melancarkan aksi untuk memberantasnya. Tapi dia cuma diem. Soeharto juga punya kepentingan kalo PKI berhasil. Kepentingan Soeharto sebenarnya adalah supaya dia mulai dianggep penting dan kembali diperhitungkan di negeri ini, sehingga dia bisa mendapat jabatan yang lebih penting dari jabatan yang dia pegang saat itu. Dia biarkan PKI melakukan aksinya dengan membunuh para perwira tinggi TNI yg emang megang jabatan penting di Indonesia. Dengan demikian akan semakin berkurang saingan bagi Soeharto buat ngeraih jabatan yg lebih tinggi dan lebih penting dari sekedar panglima Kostrad. PKI terus menyebarkan doktrin bahwa pemberontakan itu identik dengan kekejaman. Doktrin yang dilontarkan PKI terhadap rakyat itu akhirnya berhasil membakar darah rakyat yg saat itu juga lagi dirundung duka mendalam dan berkepanjangan akibat dari ga stabilnya perekonomian di sebuah negara masih terbilang muda saat itu. Akhirnya PKI berhasil dapet restu dari rakyat yg udah didoktrin abis-abisan buat menumpas para jendral yg terlibat dalam Resolusi Dewan Jendral. PKI sendiri punya kepentingan dalam penumpasan ini. PKI adalah pendukung terkuat Soekarno, dan sebaliknya juga Soekarno adalah pendukung terkuat PKI demi sebuah image bagi dunia internasional bahwa Indonesia ga mudah dipengaruhi Amerika. Emang pada dasarnya juga Soekarno lebih suka sistem politik sosialis demokratik seperti yg diajarin Uni Soviet, yaitu pemerataan. Karna takut kehilangan dukungan dari Soekarno, PKI langsung gerak cepet buat numpas Dewan Jendral sebelum Dewan Jendral ini menggulingkan Soekarno. Para pimimpin PKI melakukan rapat tentang aksi yg bakal mereka lakuin. Sedikitpun mereka ga menyinggung nama Soeharto karna emang Soeharto saat itu bukan siapa-siapa. Dia ga lain hanyalah seorang prajurit TNI berpangkat tinggi yg ga diperhitungkan dan bahkan ga penting sama sekali. Makanya ketauan banget kalo Soeharto juga ikut ambil untung dalam peristiwa ini, ga lain dan ga bukan ya demi kepentingan dan keuntungannya sendiri.
Nah, tepat tanggal 30 September 1965, lebih tepatnya jam 4 pagi, diculiklah 7 jendral yg emang jadi target operasi PKI. Mereka dibawa ke lubang buaya dan diserahkan kepada massa pendukung PKI yg udah berkumpul di sana dari sore tanggal 29 September buat diadili dengan cara mereka. Massa yg dibebasin buat ngelakuin apa aja sesuka hati mereka kepada para jendral yg malahan bakalan nambah kesengsaraan bagi mereka sendiri. Massa yg berkumpul di lubang buaya berpesta-pora sebelum akhirnya mereka nyiksa sampe mati para jendral tersebut. Pagi harinya, Soeharto yg emang udah tau tentang hal ini mendapat laporan dari beberapa ajudan jendral yg telah diculik. Soeharto cuma senyum dalem hati karna emang udah tau kalo semua ini bakalan terjadi. Ambisinya buat nguasain negeri dengan pangkat dan jabatan yg dia miliki hanya tinggal selangkah lagi. Tau gaksih kalian apa sebenernya yg lagi direncanain Soeharto sebelumnya yg udah disimpen sama dia baik-baik dalem benaknya? Dia ngebiarin PKI ngebunuh ketujuh Jendral tersebut, terus dia ngefitnah PKI udah ngelakuin kudeta terhadap Soekarno sehingga orang-orang PKI yg emang udah tau fakta sejarah dapat dengan mudah disingkirkan dengan cara difitnah. Doktrin yang dilontarkan Soeharto adalah bahwa PKI akan melakukan pemberontakan terhadap kekuasaan Soekarno. Mungkin gak sih PKI bakalan ngeggulingin pendukung terkuatnya? Menurut gue itu ga masuk akal. Inget, PKI dan Soekarno saling ngedukung satu sama lain, apa mungkin PKI ngelakuin hal itu? Nope-nope-nope.. Dengan mudah Soeharto yg udah tau semua seluk beluk aksi ini menumpas PKI. Cuma dalam waktu beberapa jam aja, para pelaku pemberontakan PKI ditangkep dan sebagian lagi kabarnya kabur ke luar negeri. Kemudian Soeharto nyebarin doktrin bahwa PKI udah ngelakuin kudeta terhadap kepemimpinan Soekarno. Padahal PKI sendiri bermaksud buat ngegagalin kudeta yg akan dilancarkan oleh para jendral tersebut. PKI dijadiin kambing hitam oleh Soeharto atas apa yg emang diinginkannya. Satu langkah Soeharto buat nguasain negeri ini akhirnya berhasil. "Pantaskah Soeharto diampuni?", image yg sengaja dibuat Soeharto bahwa dia adalah orang yg paling berjasa atas dibubarkannya Partai yg sekarang ini dianggap sebagai partai terlarang di Indonesia. Pada masa kepemimpinan Soekarno, Soeharto adalah seorang perwira tinggi yg ga terlalu diperhitungkan. Itu juga yg menjadi penyebab ga terteranya nama Soeharto dalam daftar 7 jendral yg menjadi target pembunuhan dalam pemberontakan PKI.
Ke 7 Jendral ini adalah Ahmad Yani, M.T. Haryono, S. Parman, Suprapto, Sutoyo, D.I. Panjaitan, dan Pierre Tendean yg kemudian resmi dinyatakan sebagai Pahlawan Revolusi dan pangkatnya dinaikkan secara Anumerta (gelar penghargaan khusus yg diberikan kepada angkatan bersenjata setelah meninggal dunia) dengan keputusan Presiden. Okey sedikit informasi pribadi para Jendral ini dan kronologi kejadian pas mereka diculik.
Letnan Jendral TNI Anumerta Ahmad Yani a.k.a Ahmad Yani: Lahir di Purworejo, 19 Juni 1922. Biasanya Yani memiliki sebelas tentara yg ngejaga rumahnya. Seminggu sebelumnya tambahan enam orang juga ditugasin. Orang-orang ini berasal dari komando Kolonel Latief yg diketahui Yani adalah salah satu komplotan utama dalam Gerakan 30 September. Menurut istri Yani, orang-orang tambahan itu ga muncul buat bertugas pada malam terjadinya penculikan itu. Pas para penculik ini dateng ke rumah Yani dan mengatakan kepadanya kalo dia bakalan dibawa ke hadapan presiden, Yani minta waktu buat mandi dan ganti baju. Tapi para penculik ini nolak dan Yani pun marah, spontan dia nampar salah satu prajurit penculik, dan mencoba buat nutup pintu depan rumahnya. Penculik ini kemudian melepaskan tembakan, dan membunuhnya secara spontan.
★ Letnan Jenderal TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono a.k.a M.T. Haryono: Lahir di Surabaya, 20 Januari 1924. Group penculik pertama masuk kedalem rumah dan coba ngeliat apakah bisa ketemu korban dengan taktik sama bahwa korban dipanggil oleh Presiden. Karna sadar fengan apa yg bakal terjadi, dia merintahin istri dan anaknya buat masuk ke kamar belakang dan matiin semua lampu. Haryono coba buat ngambil senjata, tapi itu gabakalan mampu buat ngelawan semuanya. Jendral Haryono pun langsung ditembak mati, tubuhnya dilempar kedalem truk dan dibawa ke lubang buaya.
★ Letnan Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman a.k.a S. Parman: Lahir di Wonosobo, 4 Agustus 1918. Kira-kira jam 4 pagi, satu group dengan jumlah 20 tentara muncul diluar rumah Parman dijalan Serang. Mendengar suara diluar, Jenderal Parman dan istrinya yg lagi bergadang keluar kehalaman kebun mereka, dan ngira ada maling dirumah tetangga. Kemudian ngeliat group dari Tjakrabirawa didalam halamannya, lalu bertanya "ada apa?". Mereka bilang diperintahkan menjemput untuk menemui Presiden. Tanpa curiga dan tanpa memberikan tanda kecurigaan, Parman masuk kedalam rumah diikuti oleh sebagian Tjakrabirawa dan berhasil ganti naju dinas Walaupun sebagai istri sangat tersinggung dan merasa mereka kurang sopan, tapi Parman diberikan kesempatan buat ganti pakaian dinas dulu. Sebelum Jendral Parman jalan, ia membisikan istrinya untuk hubungi Jenderal Yani secepatnya. Jenderal Parman berpikir dirinya ditahan atas perintah Presiden Soekarno. Tapi begitu mereka akan pergi salah satu anggota Tjakrabirawa mencabut dan membawa telfon rumahnya. Walaupun Jenderal Parman sadar apa yg sedang terjadi, tapi dia ga melakukan perlawanan dalam perjalanan ke Lubang Buaya. Lima belas menit kemudian Ibu Haryono datang dan menangis mengatakan suaminya telah ditembak mati, menyadarkan apa yang telah terjadi.
Letnan Jendral TNI Raden Suprapto a.k.a R. Suprapto: Lahir di Purwokerto, 20 Juni 1920. Karena rumah Jenderal Soeprapto tidak dijaga, maka hanya diperlukan pasukan dalam jumlah kecil sebanyak 19 orang. Malam itu Jenderal Soeprapto ga bisa tidur, dan diganggu sama suara anjingnya. Lalu Soeprapto berjalan keluar dengan hanya menggunakan T-Shirt, sarung, dan sendal jepit. Korporal Dua Suparman menjawab sapaan Jenderal Soeprapto, dengan memberikan salut dan katakan Presiden ingin temui dirinya. Tanpa memberi kesempatan untuk berpakaian, dan langsung menyeret Jenderal Soeprapto truk. Istri Jenderal Soeprapto yg nyaksiin kejadian itu melalui jendela sangat kaget dan kecewa, percaya bahwa suaminya ditahan. Kemudian istrinya nyoba buat nyamperin suaminya, tapi dihalangi oleh pasukan pimpinan Sersan Dua Sulaiman yg membawa Soeprapto ke Lubang Buaya.
★ Mayor Jendral TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo a.k.a Sutoyo: Lahir di Kebumen, 28 Agustus 1922. Pasukan penyerang dipimpin oleh Sersan Mayor Surono. Kelompok ini memulai dengan menutup jalan Sumenep dimana tempat Sutoyo tinggal. Pas itu kebetulan juga ada Hansip yg lagi patroli, senjata mereka dijatohin satu persatu. Kemudian seperti halnya dengan modus operandi terhadap penculikan Jenderal lainnya. Dengan membujuk Jenderal Sutoyo membuka pintu kamarnya dengan alasan akan memberikan surat dari Presiden. Kemudian langsung mengikat tangannya dibelakang kepala dan menutup kedua matanya dan langsung di bawa ke Lubang Buaya.
Mayor Jendral TNI Anumerta Donald Isaac Panjaitan a.k.a D.I Panjaitan: Lahir di Balige, 19 Juni 1925. Tidak seperti para Jenderal lainnya, Pandjaitan tinggal di Kebayoran Baru, didaerah Blok M, dijalan Hasanudin. Dua truk penuh dengan tentara muncul dijalan Hasanuddin, yg satu memarkir didepan dan yg satunya lagi dibelakang. Setelah melewati pagar besi disekitar rumah, pasukan penculik memasuki ruangan dibawah tangga, dan menewaskan salah satu pelayan tua yg lagi tidur dilantai dasar. Keributan didalem rumah udah ngebuat seluruh keluarga bangun, dengan mengira rumahnya sedang dimasuki pencuri. Dua orang pemuda yaitu Albert Naiborhu dan Viktor Naiborhu terluka berat saat melakukan perlawanan terhadap para penculik, dan ga lama kemudian-pun Albert meninggal akibat luka tembakan. Pertama Jenderal Pandjaitan coba buat ngubungin Polisi, tetangga, kemudian Kolonel Samosir, tapi gagal karna telfon line udah dipotong. Kemudian dia nyoba buat ngegunain Stengun buat menghalau penyerang, tapi senjatanya macet....(bad luck Panjaitan-_-). Panjaitan dipaksa turun sama para penculik ini dengan ancaman terhadap keluarganya. Akhirnya Panjaitan turun dengan seragam lengkap sambil menyerahkan diri kepada Yang Maha Esa untuk memenuhi panggilan tugas yg dimanupalasi oleh gerombolan PKI. Saat berada dihalaman, Panjaitan mencoba buat lari dan mempertahankan dirinya, tapi penculik udah keburu menembak mati Panjaitan. Meskipun istrinya udah memohon paling engga buat memakamkan jenazah Panjaitan, tapi mayatnya malah dilemparkan kedalem truk dan dibawa langsung ke Lubang Buaya. Oke ini satu hal yg menarik banget pas saat penculikan Panjatian, saat itu polisi bersepeda bernama Sukitman setelah mendengar suara tembakan kemudian langsung menuju lokasi lalu menempatkan dirinya pada posisi diantara sejumlah pasukan penculik. Senjatanya dijatuhkan dan dipatahkan oleh pasukan Tjakrabirawa. Sukitman kemudian diangkut bersama mayat Jenderal Panjaitan ke Lubang Buaya didalam truk tentara. Nah sejak saat itu juga Sukitman menjadi saksi mata terhadap kejadian penculikan dan pembunuhan Panjaitan.
★ Kapten CZI Anumerta Pierre Andreas Tendean a.k.a Pierre Tendean: Lahir di Batavia, 21 Februari 1939. Awalnya adalah seorang Intelijen dan kemudian ditunjuk sebagai ajudan Jenderal Abdul Haris Nasution dengan pangkat letnan satu. Kematian Pierre Tendean ini juga menceritakan kronologi penculikan Jenderal Abdul Haris Nasution a.k.a A.H. Nasution yg juga menjadi target utama penculikan Dewan Jendral. Penyerangan kerumah Jenderal Nasution dilakukan dengan cara sama, tapi dalam skala yg jauh lebih besar dibandingkan dengan penyerangan terhadap para Jenderal lainnya. Seluruhnya sekitar 100 anggota terlibat dalam penculikan Jendral Nasution. Pasukan keamanan ini dengan mudah dijatuhkan, namun salah satunya dari Brimob ditembak mati dalam perkelahian. Didalem rumah, Jenderal Nasution telah bangun. Dari pintu kamar tidurnya dia bisa ngeliat seorang Tjakrabirawa berdiri dengan senapan diseberang ruangan. Karna takut dan kaget, dia menutup pintu sekerasnya dan menyadari kalo ada percobaan untuk menculik suaminya. Jenderal Nasution kurang yakin maka dia membuka pintu dan pada saat yg sama dirinya harus menghindari tembakan peluru. Istri Nasution mencoba menyelamatkan diri dari serangan 3 anggota Tjakrabirawa. Kemudian Mardiah, adik dari Jenderal Nasution dimana ruangan tidurnya berada disisi dimana Tjakrabirawa melepaskan tembakan, karna ingin lari menyeberangi ruangan menuju kamar tidur Jenderal Nasution, dengan membawa anak terkecil yaitu Ade Irma, dalam gendongannya. Begitu Mardiah lari menyeberangi ruangan, Corporal Hargyono mulai melepaskan tembakan lagi yg akhirnya mengenai Ade Irma. Mardiah pun tertembak dua peluru dilengannya. Ketika anggota Tjakrabirawa masih berusaha membuka pintu, istri Nasution menunjukkan jalan keluar menuju rumah kediaman Iraq Ambassador kepada Jendral Nasution. Ketika mulai naik melalui tembok pemisah, Jendral Nasution ditembak oleh salah satu pasukan penyerang dari pos pengawas keamanan. Namun Nasution berhasil melompat kerumah sebelah dengan patah tumit kaki. Ternyata penembak itu ga tau siapa yg dia tembak dan cuma menembak setiap adanya bayangan. Mencoba menutupi dan menekan sumber pendarahan Ade Irma dipangkuannya, Ibu Nasution secepatnya menelfon seorang dokter, tapi beberapa anggota TNI-AD merusak dan mencoba memasuki pintu belakang dengan melepaskan beberapa tembakan sebelum memasuki rumah. Mereka menuntut jawaban dimana Jenderal Nasution saat itu, dan dijawab bahwa Jendral Nasution sedang berada diluar kota. Mereka ga percaya dan memeriksa setiap ruangan dan kamar dirumah itu. Ga lama setelah itu, suitan-suitan terdengar dari luar yg meminta mereka semua buat kumpul diluar rumah. Ibu Nasution pun da dilarang buat pergi sama pembantu rumah tangganya buat bawa Ade Irma kerumah sakit Angkatan Darat, yg kemudian Ade Irma Suryani Nasution dinyatakan meninggal dunia sekitar jam 6 pagi. Penjaga keamanan yg telah dijatuhkan lari kebelakang dan memberi tau sopir apa yang telah terjadi. Janti, anak tertua Jenderal Nasution yg mendengar suara tembakan langsung melarikan diri keruangan Letnan Pierre Tendean, Ajudan dari Jenderal Nasution yg saat itu berada di ruangan depan. Tendean meminta Janti untuk bersembunyi dibawah kasur, dan dia keluar menghadapi pasukan penculik, tapi dalam sekejap aja udah bisa dijatuhkan. Walaupun beberapa anggota TNI-AD meragukan Tendepan, tapi karna waktu yg sedikit, akhirnya mereka membawa Pierre Tendean ke Lubang Buaya. Hamdan, salah satu anggota keluarga yang tinggal dirumah, menghubungi Jakarta Teritorial, Komandan Jenderal Umar Wirahadikusumah, melalui alat komunikasi khusus dan menceritakan apa yg udah terjadi. Sekitar jam 4.30 pagi, Umar tiba dirumah Nasution, yg diikuti oleh 5 tank. 2 digunakan untuk menjaga rumah dan 3 dikerahkan untuk memburu mereka yg terlihat menggunakan jalan menuju Bogor atau Bekasi. Sesaat kemudian Pasukan Marinir tiba untuk memperkuat penjagaan dirumah Nasution. Jenderal Nasution merasa aman untuk menampakan dirinya dari persembunyiannya bahkan kepada Jenderal Umar Wirahadikusumah setelah jam 6.30 pagi. Kemudia Nasution langsung dibawa ketempat persembunyian untuk mencegah percobaan kedua terhadap keselamatan dirinya. Seluruh pasukan penculik yg berhasil sampai di Lubang Buaya pada jam 5.15 pagi  dan melihat seluruh pasukannya sudah bergabung kembali, melaporkan bahwa operasi militer G30S telah berhasil dilaksanakan...
Okey, so let's get straight into the point now; Kejadian di Lubang Buaya. Para Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia) dan Pemuda Rakyat dibangunkan pagi-pagi oleh para pelatihnya. Mereka diperintahkan buat bersiap siaga untuk menerima perintah darurat. Para Gerwani diberikan pisau dan silet. Mereka diharuskan berbaris dan dipaksa untuk mengiris tubuh para Jendral, dan tidak diberi kesempatan bertanya siapakah diri mereka sebenarnya. Ketika seluruh truk yg membawa 6 Jenderal dan Letnan Tendean tiba, pembuangan mayat-mayat dan pembunuhan terhadap mereka pun dimulai. Mayat para Jenderal tersebut adalah; Ahmad Yani, Pandjaitan dan Haryono yg kemudian dilemparkan kedalam Lubang Buaya yg mencapai kedalaman 10 meter. Sisanya ketiga Jenderal yg masih hidup itu diludahi, dan disiksa oleh Gerwani dan Pemuda Rakyat yg telah di doktrin bahwa para Jendral itu adalah musuh dari Presiden Soekarno.. Jenderal Soeprapto ditembak dari belakang oleh Prajurid Kepala Nurchajan, ketika berdiri dipinggir sumur. Kemudian tembakan berikutnya dilanjutkan ketika tubuh Soeprapto jatuh diatas mayat didalam sumur, tembakan ini dilakukan berulang kali, yg diberikan contoh oleh Kopral Djauri dan kemudian diikuti oleh voluntir lainnya. Jenderal Parman ditembak dari belakang oleh Prajurid Kepala Athanasius atas perintah Sersan Dua Sulaiman yg memimpin penyerbuan kerumah Jenderal Soeprapto. Kemudian dilanjutkan dengan tiga tembakan dan tubuhnya dibuang kedalam Lubang Buaya bersamaan dengan tubuh para Jendral yg lain. Jenderal Soetojo pun ditembak dalam cara yg sama seperti Jendral yg lainnya. Cerita detail terhadap kematian Letnan Pierre Tendean ga gitu jelas, tapi dikatakan dia disiksa sampai tewas.. Dari pengakuan seorang Gerwani yg berumur 15 tahun dan sedang hamil 3bulan, mulutnya ditampar oleh seorang Sersan TNI-AU ketika bertanya siapa mereka. Setelah seluruh korban dibunuh dan dibuang kedalam Lubang Buaya, kemudian ditutup oleh daun-daun dan sampah. Kemudian seluruh Gerwani dan Pemuda Rakyat diperintahkan untuk kembali ketenda mereka masing-masing dan menunggu perintah berikutnya. Terbukti bahwa pemuda-pemudi ini sengaja ditlibatkan dan diperintahkan untuk menjadi bagian dari aksi skenario yg emang udah direncanain dari awal tanpa ada yg tau menau apa yg sedang terjadi. Begitupun kemungkinan dengan sengaja melibatkan beberapa Pemuda Rakyat kedalam kelompok penculikan dengan memerintahkan mereka memakai seragam TNI-AD, dengan begitu posisi PKI secara langsung dilibatkan kedalam kegiatan G30S dengan sengaja. Bahkan ketua PKI meminta para Pemuda Rakyat dan Gerwani mematuhi perintah para pelatih dari TNI-AU, namun keberadaan mereka dijadikan permainan politik dalam Kudeta G30S.
Dari hasil autopsi yg dilakukan oleh para ahli dokter forensik, dikatakan tidak ada bukti bahwa mata dan kelamin para Jenderal dimutilasi seperti yg Soeharto ucapkan. Namun seluruh surat kabar ditutup dan hanya yg mempropagandakan fabrikasi kebohongan yg diizinkan untuk disebarkan keseluruh rakyat Indonesia sebagai pretext pembantaian masal terhadap PKI.. Well, Kudeta G30S udah berlalu sekian lamanya. Komunisme dan sosialisme telah dihancurkan atau bahkan hancur sendiri. Tembok Berlin telah diruntuhkan pada 1989 dan Soviet Union sudah terpecah belah. Soeharto pun akhirnya telah disingkirkan dan telah berpulang. Apakah kita sebagai bangsa masih tetap ingin "diadu domba"? Apakah pemulihan total terhadap negara bisa terlaksana? Here's a documentary video that i found lately on YouTube. Gatau kenapa setelah nonton video ini jadi ngerasa ada luka mendalam dan sakit hati di diri sendiri.
Thanks to whoever that made this awesome documentary film. I feel so amazed by watching this video.
Here's a link to the video http://www.youtube.com/watch?v=erPbaXW5cTk

Remember that old man that's showed up the last minute on the video? Dia adalah pahlawan yg benar2 terlupakan oleh bangsa Indonesia. Lihatlah dia, itulah pahlawan kita. Pahlawan yg berjuang untuk kebebasan Indonesia. Tapi apa yg sekarang dia punya? Tersisihkan dari negri yg sungguh ia cintai. Terlupakan sebagai pendiri-pendiri sebuah negri. Dikucilkan dari kehidupan yg seharusnya layak ia raih.. Hai kalian para pemilik wajah anak negri! Apakah ini wujud dari sebuah reformasi dan demokrasi? Ketika sebuah negri telah melupakan jasa para pahlawannya, apakah kita masih bisa berkata bangga, "hiduplah Indonesia Raya!"? Mereka yg tersisihkan, padahal karna perjuangan merekalah kita bisa menghirup udara kebebasan di Indonesia. Tapi mereka malah dilupain gitu aja, terlantar, seperti belum merdeka...
I don't know about you guys, tapi setelah nonton video itu, gue jadi makin mempunyai rasa dendam tersendiri yg makin tumbuh karna ketidak-adilan yg terjadi di Indonesia. Sistem pemerintahan yg makin hari makin ga waras dan ketidak-pedulian pemerintah Indonesia terhadap para pahlawan2 yg ada dan pernah ada di Indonesia. Seharusnya para pemimpin di Indonesia bisa sekarang ini bisa belajar dan mencontoh perjuangan2 besar para pahlawan dulu yg ngebela mati2an demi Tanah Air. Seharusnya para pemimpin sekarang bisa belajar dari sejarah yg udah pernah terjadi di Indonesia sebelumnya, ITUPUN juga kalo mereka semua pernah belajar sejarah dan ga cuma mentingin uang, uang dan uang! I remember, i found a funny story on google yg menceritakan tentang Tuhan dan Malaikat,
"Ketika Tuhan Menciptakan Indonesia..
Suatu hari Tuhan tersenyum puas melihat sebuah planet yang baru saja diciptakan- Nya. Malaikat pun bertanya, "Apa yang baru saja Engkau ciptakan, Tuhan?" "Lihatlah, Aku baru saja menciptakan sebuah planet biru yang bernama Bumi," kata Tuhan sambil menambahkan beberapa awan di atas daerah hutan hujan Amazon. Tuhan melanjutkan, "Ini akan menjadi planet yang luar biasa dari yang pernah Aku ciptakan. Di planet baru ini, segalanya akan terjadi secara seimbang". 
Lalu Tuhan menjelaskan kepada malaikat tentang Benua Eropa. Di Eropa sebelah utara, Tuhan menciptakan tanah yang penuh peluang dan menyenangkan seperti Inggris, Skotlandia dan Perancis. Tetapi di daerah itu, Tuhan juga menciptakan hawa dingin yang menusuk tulang. 
Di Eropa bagian selatan, Tuhan menciptakan masyarakat yang agak miskin, seperti Spanyol dan Portugal, tetapi banyak sinar matahari dan hangat serta pemandangan eksotis di Selat Gibraltar. 
Lalu malaikat menunjuk sebuah kepulauan sambil berseru, "Lalu daerah apakah itu Tuhan?" "O, itu," kata Tuhan, "itu Indonesia. Negara yang sangat kaya dan sangat cantik di planet bumi. Ada jutaan flora dan fauna yang telah Aku ciptakan di sana. Ada jutaan ikan segar di laut yang siap panen. Banyak sinar matahari dan hujan. Penduduknya Ku ciptakan ramah tamah,suka menolong dan berkebudayaan yang beraneka warna. Mereka pekerja keras, siap hidup sederhana dan bersahaja serta mencintai seni." 
Dengan terheran-heran, malaikat pun protes, "Lho, katanya tadi setiap negara akan diciptakan dengan keseimbangan. Kok Indonesia baik-baik semua. Lalu dimana letak keseimbangannya? " 
Tuhan pun menjawab, "Wait, until you see the idiots I put in the government." (tunggu sampai Saya menaruh para idiot dalam pemerintahannya)."
Dan untuk rasa terima kasih, saya Benazia Arsyi Syafira, Pemudi Indonesia yg sudah legal dan memiliki KTP, memberikan penghargaan sebesar-besarnya kepada pejuang yg telah mengorbankan darah dan air mata mereka untuk bangsa yg tidak tau terima kasih ini.

Demi negri kau korbankan waktumu. Demi bangsa rela kau taruhkan nyawamu. Maut menghadang didepan, kau bilang itu hiburan. Nampak raut wajahmu, tak segelintir kulihat rasa takut. Semangat membara di jiwamu, taklukan mereka penghalang negri. Hari-harimu diwarnai pembunuhan dan pembantaian, serta dihiasi bunga-bunga api. Mengalir sungai darah disekitarmu, bahkan tak jarang mata air darah itu muncul dari tubuhmu. Namun hal itu tak dapat runtuhkan tebing semangat juangmu.. DARAH ITU MERAH, JENDRAL!!!

3 comments:

  1. bisa dijelaskan sumber nya darimana...
    Thx U

    ReplyDelete
  2. brmanfaat Bang But Kita Ini Belum Merdeka Karna Pribumi Kita Telah Di Perbudak Dan Di Bodohi Oleh Kaum Kita Sendiri ......!! #MIRISBANGET
    INTINYA MAHASISWA AKAN MENGKRITIS APAPUN YANG BERTENTANGAN PANCASILA

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget gan! Indonesia itu masih sangat jauh dari kata "merdeka". Itu kenapa kita harus banyak-banyak cari ilmu terutama tentang sejarah negara kita sendiri supaya tidak terus menerus diperbodoh oleh mereka yang memiliki kepentingan sendiri. Hidup mahasiswa!!

      Delete